Makam
Buyut Tambi berada di Desa Tambi, Kecamatan Sliyeg pada jalur jalan
Jatibarang-Indramayu. Keletakan makam Buyut Tambi berada pada koordinat
06º 28' 651" Lintang Selatan dan 108º 20' 233" Bujur Timur. Morfologi
daerah merupakan pedataran rendah. Sekitar situs merupakan pemukiman
padat. Komplek makam berpagar tembok bata setinggi sekitar 2,5 m. Di
depan komplek makam merupakan tanah lapang. Gerbang untuk memasuki
komplek makam berada di sisi timur terdiri dua jalan masuk. Gerbang
utama berada di bagian selatan. Di bagian utara terdapat gerbang
lainnya. Kedua gerbang tersebut berbentuk gapura koriagung (gapura
beratap). Bagian atas terdapat hiasan kemuncak berjumlah empat.
Kompleks makam terbagi dalam tiga halaman. Jalan yang berada pada
halaman pertama dan kedua dilengkapi koridor. Di kanan dan kiri koridor
terdapat bangunan terbuka untuk para peziarah. Pada halaman kedua di
sisi utara terdapat mushala. Pada halaman ketiga, hampir seluruhnya
berada pada bangunan terbuka. Pada bagian ini terdapat sekat-sekat untuk
memisahkan para peziarah. Bagian selatan halaman ketiga merupakan
bagian terbuka, terdapat lima kuburan. Makam Buyut Tambi berada di
halaman ketiga, di bagian utara halaman. Makam tersebut berada pada
kamar berdinding keramik. Pintu masuk berada di sisi selatan dalam
keadaan terkunci yang bila dibuka harus sepengetahuan dan seijin Juru
Kunci (Kuncen) karena sangat disakralkan. Pada dinding sisi selatan ini
dihias dengan tempelan piring keramik. Di depan pintu cungkup terdapat
berbagai kelengkapan ziarah seperti tungku pembakaran kemenyan, botol
air, dan benda-benda kecil lainnya.
Latar sejarah Buyut Tambi tidak banyak diketahui. Masyarakat tidak
berani menceritakan sepak terjang Buyut Tambi karena takut terkena
akibat buruk bila yang diceritakannya tidak benar. Sebagian masyarakat
ada yang menyebutkan bahwa Buyut Tambi adalah seorang dalang wayang
kulit. Asal-muasal Buyut Tambi tidak pernah diketahui secara pasti.
Dalah yang kemudian membuka lahan pemukiman yang pada saat itu masih
kosong. Maka, sejak saat itu, berkembang anak-cucu Buyut Tambi di desa
itu. Untuk menghormati almarhum Buyut Tambi, dinamakanlah desa itu
sebagai Desa Tambi.
Meski sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai
buruh tani, darah seni yang dimiliki Buyut Tambi ternyata tetap mengalir
kuat. Maka, tidak heran bila di balik penampilan mereka yang sederhana,
tersimpan kemahiran menari, menyanyi, memainkan berbagai alat musik,
memahat, hingga mendalang. Hal yang menarik, penentuan juru kunci makam
Buyut Tambi dilakukan secara lelang. Masa jabatan juru kunci 2 tahun.
Pada saat-saat tertentu masyarakat melakukan munjungan. Keunikan
munjungan ini terletak pada tata ritualnya. Para peziarah makan bersama
di kompleks makam sang leluhur, sambil menyaksikan pentas berbagai
kesenian, macam wayang kulit, tari topeng, tarling, hingga dangdut, para
pemainnya ialah para keluarga, anak cucu Buyut Tambi.
Makam Buyut Tambi sangat ramai dikunjungi para peziarah baik dari
Kabupaten Indramayu tetapi juga dari daerah lainnya, dalam rangka
munjungan maupun sekedar nyekar. Perbedaan antara munjungan dan nyekar
adalah waktu pelaksanaannya. Jika nyekar hanya dilakukan menjelang bulan
Ramadhan, maka munjungan tidak terbatas waktu. Kapan saja bisa. Namun,
yang paling sering dilakukan pada bulan Jumadilakhir dalam penanggalan
Jawa. Bulan Jumadilakhir adalah bulan di saat panen kedua usai setiap
tahun. Sehingga kegiatan munjungan tersebut dapat berjalan lancar. Hal
ini terkait juga dengan biaya yang ditanggung bersama oleh seluruh
keluarga.
Pada hari pelaksanaan munjungan, biasanya seluruh keluarga besar,
baik yang berada di wilayah Indramayu sendiri, maupun yang telah
tersebar di lain tempat, akan berdatangan sejak beberapa hari
sebelumnya, untuk mengadakan persiapan. Yang dilakukan adalah pembagian
tugas, persiapan panggung, sampai urutan acara dan siapa saja yang akan
unjuk kebolehan pada hari itu. Maka pada hari yang telah ditentukan,
sejak pagi para keluarga mulai datang berduyun-duyun membawa makanan
khas, seperti tumpeng, ayam panggang, sampai urap (campuran beberapa
macam sayuran rebus yang dibumbui cabai dan parutan kelapa).
Uniknya juga tiap makanan yang dibawa, sebelumnya dilaporkan kepada
salah seorang wakil keluarga yang berada tepat di sisi makam, untuk
diambil sedikit dan ditaruh di atas daun pisang dan diletakkan di dekat
makam yang telah harum karena aroma kemenyan yang dibakar. Makanan itu
kemudian dibawa ke depan panggung, tempat para sanak keluarga telah
berkumpul dengan bawaan masing-masing. Tanpa dikomando lagi, acara demi
acara berjalan dengan lancar. Semua ambil bagian untuk unjuk kebolehan
sesuai urutan yang telah disepakati sebelumnya. Berbagai kesenian
ditampilkan, mulai dari nyanyi, tari, lawak, wayang, dangdut, dan
lain-lain.
Tepat pukul 12.00 WIB semua kegiatan dihentikan sejenak untuk
memulai acara makan siang bersama. Maka berlangsunglah acara
tukar-menukar lauk-pauk sembari diseling sendagurau (guyon). Usai makan
siang, acara pun dilanjutkan hingga malam hari, atau bahkan keesokan
harinya, bila kesenian yang ditampilkan sangat banyak. Semua orang
bersuka-cita pada acara itu, tidak ada isak tangis dan air mata meski
kegiatan dilakukan di komplek makam. Munjungan selain bermakna sebagai
wujud terima kasih kepada almarhum leluhur, juga sekaligus menjadi ajang
reuni keluarga besar yang telah tersebar di segala penjuru.
Makam Buyut Tambi selama ini lebih dikenal sebagai objek
peziarahan. Adanya event munjungan ini dapat dijadikan daya tarik
tersendiri kepada para peziarah agar lebih mengenal berbagai kesenian
yang mungkin juga merupakan warisan Buyut Tambi. Oleh karena itu rencana
diadakannya munjungan perlu disebarluaskan sebelum acara dilaksanakan,
agar banyak calon wisatawan terutama domestik yang datang.
Lokasi: Desa Tambi, Kecamatan Sliyeg
Koordinat : 06º 28' 651" S, 108º 20' 233" E
Telepon: -
Email: -
Internet: -
Arah: Terletak di jalur jalan antara Jatibarang dan Indramayu.
Fasilitas: -
Jam Buka: -
Tutup: -
Tiket: -
Informasi Lebih Lanjut: - - See more at:
http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=205&lang=id#sthash.BAvvDN3W.dpuf
Makam Buyut
Tambi berada di Desa Tambi, Kecamatan Sliyeg pada jalur jalan
Jatibarang-Indramayu. Keletakan makam Buyut Tambi berada pada koordinat 06º 28'
651" Lintang Selatan dan 108º 20' 233" Bujur Timur. Morfologi daerah
merupakan pedataran rendah. Sekitar situs merupakan pemukiman padat. Komplek
makam berpagar tembok bata setinggi sekitar 2,5 m. Di depan komplek makam
merupakan tanah lapang. Gerbang untuk memasuki komplek makam berada di sisi
timur terdiri dua jalan masuk. Gerbang utama berada di bagian selatan. Di
bagian utara terdapat gerbang lainnya. Kedua gerbang tersebut berbentuk gapura
koriagung (gapura beratap). Bagian atas terdapat hiasan kemuncak berjumlah
empat.
Kompleks
makam terbagi dalam tiga halaman. Jalan yang berada pada halaman pertama dan
kedua dilengkapi koridor. Di kanan dan kiri koridor terdapat bangunan terbuka
untuk para peziarah. Pada halaman kedua di sisi utara terdapat mushala. Pada
halaman ketiga, hampir seluruhnya berada pada bangunan terbuka. Pada bagian ini
terdapat sekat-sekat untuk memisahkan para peziarah. Bagian selatan halaman
ketiga merupakan bagian terbuka, terdapat lima kuburan. Makam Buyut Tambi
berada di halaman ketiga, di bagian utara halaman. Makam tersebut berada pada
kamar berdinding keramik. Pintu masuk berada di sisi selatan dalam keadaan
terkunci yang bila dibuka harus sepengetahuan dan seijin Juru Kunci (Kuncen)
karena sangat disakralkan. Pada dinding sisi selatan ini dihias dengan tempelan
piring keramik. Di depan pintu cungkup terdapat berbagai kelengkapan ziarah
seperti tungku pembakaran kemenyan, botol air, dan benda-benda kecil lainnya.
Latar
sejarah Buyut Tambi tidak banyak diketahui. Masyarakat tidak berani
menceritakan sepak terjang Buyut Tambi karena takut terkena akibat buruk bila
yang diceritakannya tidak benar. Sebagian masyarakat ada yang menyebutkan bahwa
Buyut Tambi adalah seorang dalang wayang kulit. Asal-muasal Buyut Tambi tidak
pernah diketahui secara pasti. Dalah yang kemudian membuka lahan pemukiman yang
pada saat itu masih kosong. Maka, sejak saat itu, berkembang anak-cucu Buyut
Tambi di desa itu. Untuk menghormati almarhum Buyut Tambi, dinamakanlah desa
itu sebagai Desa Tambi.
Meski
sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai buruh tani, darah
seni yang dimiliki Buyut Tambi ternyata tetap mengalir kuat. Maka, tidak heran
bila di balik penampilan mereka yang sederhana, tersimpan kemahiran menari,
menyanyi, memainkan berbagai alat musik, memahat, hingga mendalang. Hal yang
menarik, penentuan juru kunci makam Buyut Tambi dilakukan secara lelang. Masa
jabatan juru kunci 2 tahun.
Pada
saat-saat tertentu masyarakat melakukan munjungan. Keunikan munjungan ini
terletak pada tata ritualnya. Para peziarah makan bersama di kompleks makam
sang leluhur, sambil menyaksikan pentas berbagai kesenian, macam wayang kulit,
tari topeng, tarling, hingga dangdut, para pemainnya ialah para keluarga, anak
cucu Buyut Tambi.
Makam Buyut
Tambi sangat ramai dikunjungi para peziarah baik dari Kabupaten Indramayu
tetapi juga dari daerah lainnya, dalam rangka munjungan maupun sekedar nyekar.
Perbedaan antara munjungan dan nyekar adalah waktu pelaksanaannya. Jika nyekar
hanya dilakukan menjelang bulan Ramadhan, maka munjungan tidak terbatas waktu.
Kapan saja bisa. Namun, yang paling sering dilakukan pada bulan Jumadilakhir
dalam penanggalan Jawa. Bulan Jumadilakhir adalah bulan di saat panen kedua
usai setiap tahun. Sehingga kegiatan munjungan tersebut dapat berjalan lancar.
Hal ini terkait juga dengan biaya yang ditanggung bersama oleh seluruh
keluarga.
Pada hari
pelaksanaan munjungan, biasanya seluruh keluarga besar, baik yang berada di
wilayah Indramayu sendiri, maupun yang telah tersebar di lain tempat, akan
berdatangan sejak beberapa hari sebelumnya, untuk mengadakan persiapan. Yang
dilakukan adalah pembagian tugas, persiapan panggung, sampai urutan acara dan
siapa saja yang akan unjuk kebolehan pada hari itu. Maka pada hari yang telah
ditentukan, sejak pagi para keluarga mulai datang berduyun-duyun membawa
makanan khas, seperti tumpeng, ayam panggang, sampai urap (campuran beberapa
macam sayuran rebus yang dibumbui cabai dan parutan kelapa).
Uniknya juga
tiap makanan yang dibawa, sebelumnya dilaporkan kepada salah seorang wakil
keluarga yang berada tepat di sisi makam, untuk diambil sedikit dan ditaruh di
atas daun pisang dan diletakkan di dekat makam yang telah harum karena aroma
kemenyan yang dibakar. Makanan itu kemudian dibawa ke depan panggung, tempat
para sanak keluarga telah berkumpul dengan bawaan masing-masing. Tanpa
dikomando lagi, acara demi acara berjalan dengan lancar. Semua ambil bagian
untuk unjuk kebolehan sesuai urutan yang telah disepakati sebelumnya. Berbagai
kesenian ditampilkan, mulai dari nyanyi, tari, lawak, wayang, dangdut, dan
lain-lain.
Tepat pukul
12.00 WIB semua kegiatan dihentikan sejenak untuk memulai acara makan siang
bersama. Maka berlangsunglah acara tukar-menukar lauk-pauk sembari diseling
sendagurau (guyon). Usai makan siang, acara pun dilanjutkan hingga malam hari,
atau bahkan keesokan harinya, bila kesenian yang ditampilkan sangat banyak.
Semua orang bersuka-cita pada acara itu, tidak ada isak tangis dan air mata
meski kegiatan dilakukan di komplek makam. Munjungan selain bermakna sebagai
wujud terima kasih kepada almarhum leluhur, juga sekaligus menjadi ajang reuni
keluarga besar yang telah tersebar di segala penjuru.
Makam Buyut
Tambi selama ini lebih dikenal sebagai objek peziarahan. Adanya event munjungan
ini dapat dijadikan daya tarik tersendiri kepada para peziarah agar lebih
mengenal berbagai kesenian yang mungkin juga merupakan warisan Buyut Tambi.
Oleh karena itu rencana diadakannya munjungan perlu disebarluaskan sebelum
acara dilaksanakan, agar banyak calon wisatawan terutama domestik yang
datang.
Lokasi: Desa Tambi, Kecamatan Sliyeg
Koordinat : 06º 28' 651" S, 108º 20' 233" E
Telepon: -
Email: -
Internet: -
Arah: Terletak di jalur jalan antara Jatibarang dan Indramayu.
Fasilitas: -
Jam Buka: -
Tutup: -
Tiket: -
Informasi Lebih Lanjut: - -
sumber: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/
Makam
Buyut Tambi berada di Desa Tambi, Kecamatan Sliyeg pada jalur jalan
Jatibarang-Indramayu. Keletakan makam Buyut Tambi berada pada koordinat
06º 28' 651" Lintang Selatan dan 108º 20' 233" Bujur Timur. Morfologi
daerah merupakan pedataran rendah. Sekitar situs merupakan pemukiman
padat. Komplek makam berpagar tembok bata setinggi sekitar 2,5 m. Di
depan komplek makam merupakan tanah lapang. Gerbang untuk memasuki
komplek makam berada di sisi timur terdiri dua jalan masuk. Gerbang
utama berada di bagian selatan. Di bagian utara terdapat gerbang
lainnya. Kedua gerbang tersebut berbentuk gapura koriagung (gapura
beratap). Bagian atas terdapat hiasan kemuncak berjumlah empat.
Kompleks makam terbagi dalam tiga halaman. Jalan yang berada pada
halaman pertama dan kedua dilengkapi koridor. Di kanan dan kiri koridor
terdapat bangunan terbuka untuk para peziarah. Pada halaman kedua di
sisi utara terdapat mushala. Pada halaman ketiga, hampir seluruhnya
berada pada bangunan terbuka. Pada bagian ini terdapat sekat-sekat untuk
memisahkan para peziarah. Bagian selatan halaman ketiga merupakan
bagian terbuka, terdapat lima kuburan. Makam Buyut Tambi berada di
halaman ketiga, di bagian utara halaman. Makam tersebut berada pada
kamar berdinding keramik. Pintu masuk berada di sisi selatan dalam
keadaan terkunci yang bila dibuka harus sepengetahuan dan seijin Juru
Kunci (Kuncen) karena sangat disakralkan. Pada dinding sisi selatan ini
dihias dengan tempelan piring keramik. Di depan pintu cungkup terdapat
berbagai kelengkapan ziarah seperti tungku pembakaran kemenyan, botol
air, dan benda-benda kecil lainnya.
Latar sejarah Buyut Tambi tidak banyak diketahui. Masyarakat tidak
berani menceritakan sepak terjang Buyut Tambi karena takut terkena
akibat buruk bila yang diceritakannya tidak benar. Sebagian masyarakat
ada yang menyebutkan bahwa Buyut Tambi adalah seorang dalang wayang
kulit. Asal-muasal Buyut Tambi tidak pernah diketahui secara pasti.
Dalah yang kemudian membuka lahan pemukiman yang pada saat itu masih
kosong. Maka, sejak saat itu, berkembang anak-cucu Buyut Tambi di desa
itu. Untuk menghormati almarhum Buyut Tambi, dinamakanlah desa itu
sebagai Desa Tambi.
Meski sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai
buruh tani, darah seni yang dimiliki Buyut Tambi ternyata tetap mengalir
kuat. Maka, tidak heran bila di balik penampilan mereka yang sederhana,
tersimpan kemahiran menari, menyanyi, memainkan berbagai alat musik,
memahat, hingga mendalang. Hal yang menarik, penentuan juru kunci makam
Buyut Tambi dilakukan secara lelang. Masa jabatan juru kunci 2 tahun.
Pada saat-saat tertentu masyarakat melakukan munjungan. Keunikan
munjungan ini terletak pada tata ritualnya. Para peziarah makan bersama
di kompleks makam sang leluhur, sambil menyaksikan pentas berbagai
kesenian, macam wayang kulit, tari topeng, tarling, hingga dangdut, para
pemainnya ialah para keluarga, anak cucu Buyut Tambi.
Makam Buyut Tambi sangat ramai dikunjungi para peziarah baik dari
Kabupaten Indramayu tetapi juga dari daerah lainnya, dalam rangka
munjungan maupun sekedar nyekar. Perbedaan antara munjungan dan nyekar
adalah waktu pelaksanaannya. Jika nyekar hanya dilakukan menjelang bulan
Ramadhan, maka munjungan tidak terbatas waktu. Kapan saja bisa. Namun,
yang paling sering dilakukan pada bulan Jumadilakhir dalam penanggalan
Jawa. Bulan Jumadilakhir adalah bulan di saat panen kedua usai setiap
tahun. Sehingga kegiatan munjungan tersebut dapat berjalan lancar. Hal
ini terkait juga dengan biaya yang ditanggung bersama oleh seluruh
keluarga.
Pada hari pelaksanaan munjungan, biasanya seluruh keluarga besar,
baik yang berada di wilayah Indramayu sendiri, maupun yang telah
tersebar di lain tempat, akan berdatangan sejak beberapa hari
sebelumnya, untuk mengadakan persiapan. Yang dilakukan adalah pembagian
tugas, persiapan panggung, sampai urutan acara dan siapa saja yang akan
unjuk kebolehan pada hari itu. Maka pada hari yang telah ditentukan,
sejak pagi para keluarga mulai datang berduyun-duyun membawa makanan
khas, seperti tumpeng, ayam panggang, sampai urap (campuran beberapa
macam sayuran rebus yang dibumbui cabai dan parutan kelapa).
Uniknya juga tiap makanan yang dibawa, sebelumnya dilaporkan kepada
salah seorang wakil keluarga yang berada tepat di sisi makam, untuk
diambil sedikit dan ditaruh di atas daun pisang dan diletakkan di dekat
makam yang telah harum karena aroma kemenyan yang dibakar. Makanan itu
kemudian dibawa ke depan panggung, tempat para sanak keluarga telah
berkumpul dengan bawaan masing-masing. Tanpa dikomando lagi, acara demi
acara berjalan dengan lancar. Semua ambil bagian untuk unjuk kebolehan
sesuai urutan yang telah disepakati sebelumnya. Berbagai kesenian
ditampilkan, mulai dari nyanyi, tari, lawak, wayang, dangdut, dan
lain-lain.
Tepat pukul 12.00 WIB semua kegiatan dihentikan sejenak untuk
memulai acara makan siang bersama. Maka berlangsunglah acara
tukar-menukar lauk-pauk sembari diseling sendagurau (guyon). Usai makan
siang, acara pun dilanjutkan hingga malam hari, atau bahkan keesokan
harinya, bila kesenian yang ditampilkan sangat banyak. Semua orang
bersuka-cita pada acara itu, tidak ada isak tangis dan air mata meski
kegiatan dilakukan di komplek makam. Munjungan selain bermakna sebagai
wujud terima kasih kepada almarhum leluhur, juga sekaligus menjadi ajang
reuni keluarga besar yang telah tersebar di segala penjuru.
Makam Buyut Tambi selama ini lebih dikenal sebagai objek
peziarahan. Adanya event munjungan ini dapat dijadikan daya tarik
tersendiri kepada para peziarah agar lebih mengenal berbagai kesenian
yang mungkin juga merupakan warisan Buyut Tambi. Oleh karena itu rencana
diadakannya munjungan perlu disebarluaskan sebelum acara dilaksanakan,
agar banyak calon wisatawan terutama domestik yang datang.
Lokasi: Desa Tambi, Kecamatan Sliyeg
Koordinat : 06º 28' 651" S, 108º 20' 233" E
Telepon: -
Email: -
Internet: -
Arah: Terletak di jalur jalan antara Jatibarang dan Indramayu.
Fasilitas: -
Jam Buka: -
Tutup: -
Tiket: -
Informasi Lebih Lanjut: - - See more at:
http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=205&lang=id#sthash.BAvvDN3W.dpufMakam
Buyut Tambi berada di Desa Tambi, Kecamatan Sliyeg pada jalur jalan
Jatibarang-Indramayu. Keletakan makam Buyut Tambi berada pada koordinat
06º 28' 651" Lintang Selatan dan 108º 20' 233" Bujur Timur. Morfologi
daerah merupakan pedataran rendah. Sekitar situs merupakan pemukiman
padat. Komplek makam berpagar tembok bata setinggi sekitar 2,5 m. Di
depan komplek makam merupakan tanah lapang. Gerbang untuk memasuki
komplek makam berada di sisi timur terdiri dua jalan masuk. Gerbang
utama berada di bagian selatan. Di bagian utara terdapat gerbang
lainnya. Kedua gerbang tersebut berbentuk gapura koriagung (gapura
beratap). Bagian atas terdapat hiasan kemuncak berjumlah empat.
Kompleks makam terbagi dalam tiga halaman. Jalan yang berada pada
halaman pertama dan kedua dilengkapi koridor. Di kanan dan kiri koridor
terdapat bangunan terbuka untuk para peziarah. Pada halaman kedua di
sisi utara terdapat mushala. Pada halaman ketiga, hampir seluruhnya
berada pada bangunan terbuka. Pada bagian ini terdapat sekat-sekat untuk
memisahkan para peziarah. Bagian selatan halaman ketiga merupakan
bagian terbuka, terdapat lima kuburan. Makam Buyut Tambi berada di
halaman ketiga, di bagian utara halaman. Makam tersebut berada pada
kamar berdinding keramik. Pintu masuk berada di sisi selatan dalam
keadaan terkunci yang bila dibuka harus sepengetahuan dan seijin Juru
Kunci (Kuncen) karena sangat disakralkan. Pada dinding sisi selatan ini
dihias dengan tempelan piring keramik. Di depan pintu cungkup terdapat
berbagai kelengkapan ziarah seperti tungku pembakaran kemenyan, botol
air, dan benda-benda kecil lainnya.
Latar sejarah Buyut Tambi tidak banyak diketahui. Masyarakat tidak
berani menceritakan sepak terjang Buyut Tambi karena takut terkena
akibat buruk bila yang diceritakannya tidak benar. Sebagian masyarakat
ada yang menyebutkan bahwa Buyut Tambi adalah seorang dalang wayang
kulit. Asal-muasal Buyut Tambi tidak pernah diketahui secara pasti.
Dalah yang kemudian membuka lahan pemukiman yang pada saat itu masih
kosong. Maka, sejak saat itu, berkembang anak-cucu Buyut Tambi di desa
itu. Untuk menghormati almarhum Buyut Tambi, dinamakanlah desa itu
sebagai Desa Tambi.
Meski sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai
buruh tani, darah seni yang dimiliki Buyut Tambi ternyata tetap mengalir
kuat. Maka, tidak heran bila di balik penampilan mereka yang sederhana,
tersimpan kemahiran menari, menyanyi, memainkan berbagai alat musik,
memahat, hingga mendalang. Hal yang menarik, penentuan juru kunci makam
Buyut Tambi dilakukan secara lelang. Masa jabatan juru kunci 2 tahun.
Pada saat-saat tertentu masyarakat melakukan munjungan. Keunikan
munjungan ini terletak pada tata ritualnya. Para peziarah makan bersama
di kompleks makam sang leluhur, sambil menyaksikan pentas berbagai
kesenian, macam wayang kulit, tari topeng, tarling, hingga dangdut, para
pemainnya ialah para keluarga, anak cucu Buyut Tambi.
Makam Buyut Tambi sangat ramai dikunjungi para peziarah baik dari
Kabupaten Indramayu tetapi juga dari daerah lainnya, dalam rangka
munjungan maupun sekedar nyekar. Perbedaan antara munjungan dan nyekar
adalah waktu pelaksanaannya. Jika nyekar hanya dilakukan menjelang bulan
Ramadhan, maka munjungan tidak terbatas waktu. Kapan saja bisa. Namun,
yang paling sering dilakukan pada bulan Jumadilakhir dalam penanggalan
Jawa. Bulan Jumadilakhir adalah bulan di saat panen kedua usai setiap
tahun. Sehingga kegiatan munjungan tersebut dapat berjalan lancar. Hal
ini terkait juga dengan biaya yang ditanggung bersama oleh seluruh
keluarga.
Pada hari pelaksanaan munjungan, biasanya seluruh keluarga besar,
baik yang berada di wilayah Indramayu sendiri, maupun yang telah
tersebar di lain tempat, akan berdatangan sejak beberapa hari
sebelumnya, untuk mengadakan persiapan. Yang dilakukan adalah pembagian
tugas, persiapan panggung, sampai urutan acara dan siapa saja yang akan
unjuk kebolehan pada hari itu. Maka pada hari yang telah ditentukan,
sejak pagi para keluarga mulai datang berduyun-duyun membawa makanan
khas, seperti tumpeng, ayam panggang, sampai urap (campuran beberapa
macam sayuran rebus yang dibumbui cabai dan parutan kelapa).
Uniknya juga tiap makanan yang dibawa, sebelumnya dilaporkan kepada
salah seorang wakil keluarga yang berada tepat di sisi makam, untuk
diambil sedikit dan ditaruh di atas daun pisang dan diletakkan di dekat
makam yang telah harum karena aroma kemenyan yang dibakar. Makanan itu
kemudian dibawa ke depan panggung, tempat para sanak keluarga telah
berkumpul dengan bawaan masing-masing. Tanpa dikomando lagi, acara demi
acara berjalan dengan lancar. Semua ambil bagian untuk unjuk kebolehan
sesuai urutan yang telah disepakati sebelumnya. Berbagai kesenian
ditampilkan, mulai dari nyanyi, tari, lawak, wayang, dangdut, dan
lain-lain.
Tepat pukul 12.00 WIB semua kegiatan dihentikan sejenak untuk
memulai acara makan siang bersama. Maka berlangsunglah acara
tukar-menukar lauk-pauk sembari diseling sendagurau (guyon). Usai makan
siang, acara pun dilanjutkan hingga malam hari, atau bahkan keesokan
harinya, bila kesenian yang ditampilkan sangat banyak. Semua orang
bersuka-cita pada acara itu, tidak ada isak tangis dan air mata meski
kegiatan dilakukan di komplek makam. Munjungan selain bermakna sebagai
wujud terima kasih kepada almarhum leluhur, juga sekaligus menjadi ajang
reuni keluarga besar yang telah tersebar di segala penjuru.
Makam Buyut Tambi selama ini lebih dikenal sebagai objek
peziarahan. Adanya event munjungan ini dapat dijadikan daya tarik
tersendiri kepada para peziarah agar lebih mengenal berbagai kesenian
yang mungkin juga merupakan warisan Buyut Tambi. Oleh karena itu rencana
diadakannya munjungan perlu disebarluaskan sebelum acara dilaksanakan,
agar banyak calon wisatawan terutama domestik yang datang.
Lokasi: Desa Tambi, Kecamatan Sliyeg
Koordinat : 06º 28' 651" S, 108º 20' 233" E
Telepon: -
Email: -
Internet: -
Arah: Terletak di jalur jalan antara Jatibarang dan Indramayu.
Fasilitas: -
Jam Buka: -
Tutup: -
Tiket: -
Informasi Lebih Lanjut: - - See more at:
http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=205&lang=id#sthash.BAvvDN3W.dpuf